Waspada puting beliung

foto oleh Bhakti Pundhowo
Gumpalan awan hitam disertai cahaya kemerahan menggantung di atas kota Surabaya, Minggu (29/1). Cuaca ekstrim empat hari terakhir, berakibat terjadinya angin puting beliung. Hingga hari ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sekitar  35 kabupaten/kota di Jawa dan Bali yang diterjang puting beliung dan menyebabkan ratusan rumah rusak dan korban jiwa.


Puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 60-90 km/jam yang berlangsung 5-30 menit akibat adanya perbedaan tekanan sangat besar yang terjadi di bawah atau di sekitar awan Cumulonimbus (Cb), dan ini merupakan dampak dari adanya siklon (badai) tropis “Iggy”.

Meski begitu, gejala akan terjadinya puting beliung dapat dideteksi awal. Gejalanya antara lain, udara terasa panas dan gerah, di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus (awan putih bergerombol yang berlapis-lapis). Di atara awan tersebut ada satu jenis awan mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual seperti bunga kol.

Gejala lainnya yaitu, awan tiba-tiba berubah warna dari putih menjadi hitam pekat. Dan jika angin mulai bertiup kencang menggerakan ranting pohon dengan cepat, maka akan terjadi tiupan anging putting beliung.

Bhakti Pundhowo | Surabaya